Vaksin flu trivalent merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan, di mana sering kali dapat menimbulkan risiko infeksi tingkat tinggi. Selain itu, juga bagus untuk perlindungan keseluruhan dari penyebaran virus influenza.
Dengan kemampuan vaksin ini, mampu melindungi tubuh dari tiga jenis strain virus influenza utama, yakni influenza A (H1N1 dan H3N2) serta influenza B, sehingga menjadi langkah efektif meminimalisir ancaman penyakit menular ini.
Pentingnya Vaksin Flu Trivalent untuk Kesehatan
Vaksin influenza merupakan media pencegahan dini yang perlu dikembangkan atau modifikasi dalam kurun waktu 2 tahun sekali untuk mendapatkan keefektifan akibat cepatnya penyebaran virus.
Beberapa jenisnya yang sudah diketahui bahkan digunakan adalah Monovalent Inactivated Vaccine (MIV), Trivalent Inactived Vaccine (TIV), Quadrivalent Inactived Vaccine (QIV), serta Live-Attenuated Influenza Vaccine (LAIV). Ini menjadi sangat penting karena beberapa alasan, antara lain:
- Perlindungan dari 3 Jenis Virus Influenza. Vaksin flu trivalent dirancang agar Anda tidak mudah terinfeksi salah satu dari influenza A H1N1, AH3N2, dan B.
- Mencegah Penyakit Komplikasi. Meskipun flu dianggap penyakit ringan, namun apabila tidak segera ditangani dengan baik bisa berdampak buruk pada kesehatan, terutama apabila terjadi pada kelompok rentan.
- Mencegah Penyebaran. Ini dilakukan karena memang proses penyebarannya terbilang cepat, sehingga membantu meminimalisir dengan diberlakukannya vaksin.
- Perubahan Virus. Virus yang bermutasi di tiap tahunnya akan beredar pada musim-musim tertentu, sehingga untuk mendapatkan perlindungan perlu diberikan pencegahan ini.
Perbedaan Vaksin Flu Trivalent dan Quadrivalent
Salah satu dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI mengatakan kedua berbeda pada strain virus yang digunakan. Jika trivalent pada 3, kalau quadrivalent menggunakan 4 strain.
Perbedaan ini tentu membuat quadrivalent lebih efektif dalam menghadapi virus influenza yang semakin bertebaran di masyarakat. Namun, hilangnya dari peredaran global sejak 2020 membuat efektivitasnya dipertanyakan, sehingga penggunaannya tidak direkomendasikan.
Rekomendasi WHO dalam Penggunaan Vaksin Flu Trivalent 2024-2025
World Health Organization (WHO) dan organisasi kesehatan lainnya merekomendasikan penggunaan jenis ini untuk tahun 2024-2025 karena berdasar data epidemiologis terbaru, virus influenza B/Yamagat tidak lagi terdeteksi secara menyeluruh sejak 2020.
Komite Penasihan Produk Biologs dan Obat-obatan pada Maret 2024 silam menganjurkan bahwa vaksin flu beralih ke formula trivalent. Hal ini mencerminkan adanya pemantauan berkelanjutan terhadap pola penyebaran dan agar formulanya tetap efektif melindungi.
Peralihan vaksin flu trivalent ini dianggap sebagai langkah strategis dalam memaksimalkan efektivitas vaksinasi karena tidak lagi perlu memerhatikan komponen Yamagata dengan focus pada penyebaran strain yang ada.
Rekomendasi ini tidak hanya diberlakukan untuk warga AS, melainkan Indonesia juga karena mengikuti standar internasional dalam pengembangan kesehatan dunia secara menyeluruh, melindungi kelompok rentan, sampai meminimalisir risiko komplikasi serius akibat infeksi.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Flu Trivalent
Dosis dan jadwal pemberiannya pun berbeda, tergantung tingkatan usia sampai kondisi kesehatan individu. Anak-anak berusia 6 bulan sampai 9 tahun dianjurkan dengan 2 dosis vaksin interval pemberiannya minimal 4 minggu di tahun pertama pemberian.
Usia tersebut perlu mendapatkan vaksinasi ulang pada tiap tahunnya. Kemudian, anak berusia 9 tahun ke atas dosisnya 1 sebesar 0,5 mL tiap tahun. Untuk yang usianya di bawah 2 tahun, dosisnya lebih sedikit yakni 0,25 mL.
Pemberian vaksin flu trivalent untuk usia remaja (9-17 tahun) dosis yang diberikan sebesar 0,5 mL dengan diberikan setiap tahun. Dewasa (18-64 tahun) juga sama, yakni 0,5 mL. Penting diketahui, bahwa penularan virus bisa terjadi melalui suntikan intramuscular.
Bagi usia lanjut (65 tahun ke atas) 1 dosis sebesar 0,5 mL. Meskipun begitu, ada juga dosis tinggi yang dirancang khusus untuk lansia kriteria tertentu, misalnya lansia dengan sistem imunitas rendah diantara lainnya sehingga bisa meningkatkan respon imunnya.
Risiko dan Efek Samping Pemberian Vaksin Flu Trivalent
Beberapa risiko atau efek samping yang mungkin terjadi setelah diberikannya vaksin ini antara lain:
- Reksi lokal seperti nyeri, kemerahan, kulit membengkak. Ini akan membaik dalam 1-2 pasca vaksinasi.
- Sistemik ringan seperti kelelahan, sakit kepala, hingga nyeri otot. Terjadi karena sistem imun masih merespons efek vaksinasi.
- Alergi seperti syok anafilaksis (sulit bernapas, wajah membengkak, ruam kulit) bisa terjadi pada beberapa orang. Segera cari bantuan medis apabila mengalami hal ini.
- Efek samping vaksinasi ini juga bisa menyebabkan Sindrom Guillain-Barre yang berakibat pada kelemahan otot sampai masalah neurologis lainnya.
- Beberapa orang juga bisa mengalami nyeri dada, hipertensi, batuk, hingga hidung tersumbat.
- Munculnya sindrom Reye karena adanya vaksin yang berinteraksi dengan obat-obatan tertentu seperti aspirin pada anak-anak.
Meskipun risiko dan efek samping tersebut bisa dibilang masalah serius, namun tidak terjadi pada setiap individu. Oleh karena itu, pemberiannya tetap dianjurkan sesuai dosis pada tiap kalangan usia demi menjaga kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Banyak cara dalam menjaga kesehatan tubuh di era saat ini, salah satunya demi melindungi diri terpapar virus influenza dengan diberikannya vaksinasi rutin sesuai dosis usia. Vaksin flu trivalent ini dirancang dengan tujuan tersebut, bahkan sudah direkomendasikan ahlinya.