10 Negara yang Pernah Bangkrut Secara Ekonomi Sampai Jeblos

259 views 7:01 am 0 Comments June 25, 2024
10 Negara yang Pernah Bangkrut Secara Ekonomi Sampai Jeblos

Daftar negara yang pernah bangkrut membuktikan isu ekonomi dunia belum stabil. Banyak negara yang rentan mengalami kebangkrutan. Setengah bangsa Eropa berisiko, begitu juga 40% di Afrika dan 30% di Asia.

Bahkan tidak sedikit bangsa yang sudah bangkrut dan bangkit, tapi jatuh kembali. Ekuador ternyata sudah bangkrut sebanyak 10 dan mencatatkan rekor terbesar. Negara besar maupun kecil ternyata memiliki risiko serupa.

Negara yang Pernah Bangkrut dan Mengalami Kekacauan Ekonomi

Daftar negara yang pernah bangkrut terus bertambah karena kekacauan ekonomi, bahkan memengaruhi ekonomi dunia sehingga menjadi berita mengejutkan.

Umumnya kebangkrutan suatu negara dapat disebabkan kegagalan membayar utang luar negeri (ULN). Tentu semakin menakutkan dalam masa ketidakpastian ekonomi global. Berikut beberapa negara dunia di mana pernah menyatakan bangkrut:

1. Argentina

Argentina tercatat sebagai negara yang pernah bangkrut tepatnya pada 2001. Hal ini terjadi setelah mengalami utang USD 145 miliar. Kemudian utang publik tidak terkendali dan ditambah korupsi yang semakin merajalela.

Guncangan di Argentina membesar sehingga tidak mampu menghadapi goyahnya ekonomi. Bahkan pada tahun 2001, Argentina memiliki angka pengangguran 20%. Lalu menyatakan default utang terbesar karena kehilangan USD 100 miliar.

2. Rusia

Walaupun termasuk negara besar, Rusia pernah jatuh sebanyak 9 kali. Terakhir terjadi 1998 karena utang USD 17 miliar. Belum lagi ditambah dengan efek krisis keuangan asia serta penurunan permintaan minyak.

Rusia sebagai negara yang pernah bangkrut terjadi karena tekanan ekonomi sehingga produktivitas nasional menurun. Krisis Rubel juga terjadi pada 1998. Kemudian hanya berhasil membayar kurang dari USD 10 miliar utangnya.

3. Meksiko

Meksiko mengalami kebangkrutan karena tidak mampu membayar pinjaman sebesar USD 80 miliar pada 1982. Utang publik terus bertumbuh karena program ekspansi fiskal. Termasuk guncangan minyak yang terjadi pada akhir 1970-an.

Masalah ini memperburuk peso Meksiko yang terdepresi 50%. Pemerintah masih belum bisa melunasi sehingga gagal membayar pinjaman IMF dan AS. PDB Meksiko turun 11% yang menyebabkan krisis di Amerika Selatan.

4. Yunani

Yunani menjadi negara yang pernah bangkrut pada 2012. Saat itu tidak berhasil membayarkan utangnya USD 138 miliar (Rp. 1.987 triliun). Kemudian pada 2015, meningkat USD 360 miliar (Rp. 5.184 triliun).

Kenaikan utang Yunani membuat jumlah orang miskin terus meningkat. Termasuk dengan bertambahnya jumlah tunawisma sebanyak 40% dan pengangguran 26,5%. Pada 2020, Yunani hanya memiliki utang sebanyak 337 miliar euro.

5. Ekuador

Ekuador mengalami kegagalan membayar utang pada 2008. Menurut pemerintah Ekuador, asalnya dari hedge fund Amerika Serikat tidak bermoral. Hal ini disebabkan Ekuador sebenarnya bisa membayar utang Rp. 144 triliun.

Seharusnya Ekuador tidak lagi menjadi negara yang pernah bangkrut karena banyak sumber daya alam. Sayangnya pemerintah tidak membayarnya utangnya tersebut. Apalagi terdapat anggapan jika utang tersebut merupakan suatu aksi korupsi.

6. Lebanon

Salah satu krisis terbesar Lebanon terjadi akhir tahun 2019. Saat itu pemerintah merilis pajak baru dengan biaya bulanan untuk WhatsApp sebesar USD 3. Ternyata menyebabkan kemarahan dan protes massal berbulan-bulan.

Belum lagi kontrol modal tidak teratur membuat rakyat menderita. Lalu pada 2020, Lebanon tidak berhasil membayar utang USD 90 miliar. Kemudian pada 2021, mata uangnya kehilangan 90% nilai sehingga krisis.

7. Venezuela

Venezuela dinyatakan mustahil membayar seluruh utangnya pada 2017. Saat itu masih dalam pemerintahan Maduro dan berencana melakukan restrukturisasi pembayaran utang. Apalagi utangnya mencapai angka Rp. 1.584 triliun.

Sebagai negara yang pernah bangkrut, kejatuhannya sangat buruk. Terlebih memiliki utang dengan negara seperti Rusia dan Tiongkok. Saat ekonomi memburuk, rakyat Venezuela bahkan tidak bisa membeli kebutuhan sehari-hari.

8. Sri Lanka

Krisis ekonomi terbesar dialami Sri Lanka sejak kemerdekaannya pada tahun 1948 atas Inggris. Belum lagi ditambah krisis kemanusiaan yang menghantui. Krisis ini dinyatakan oleh Perdana Menteri di depan hadapan parlemen.

Sri Lanka memang tidak berhasil membayarkan utang luar negeri senilai USD 51 miliar. Setelah kegagalan tersebut, kemudian melakukan negosiasi dengan IMF. Tujuannya agar bisa mendapatkan dana moneter agar berpotensi bailout.

9. Islandia

Islandia pernah memiliki utang USD 85 miliar dan tidak mampu membayarnya. Kondisi ini terjadi saat pasar kredit global mengering karena keuangan AS menurun. Perbankan memiliki utang 10 kali PDB Islandia.

Kemudian menjadi negara yang pernah bangkrut karena bank runtuh. Akhirnya jatuh pada jalan depresi yang menyebabkan ekonomi berkontraksi 10% hingga 2 tahun. Meski begitu ternyata angka pengangguran hanya 4%.

10. Zimbabwe

Lilitan hutang Zimbabwe adalah sebanyak USD 4,5 miliar (Rp. 64,8 triliun) pada 2008. Kemudian menyebabkan tingkat pengangguran mencapai 80%. Rakyat Zimbabwe tidak lagi menggunakan bank dan berhenti membayar pajaknya.

Bahkan tidak lagi memakai mata uang Zimbabwe sebagai alat pembayaran. Selain itu mengalami hiperinflasi sehingga kesulitan membeli bahan pokok. Kemudian masyarakat Zimbabwe memutuskan menggunakan sistem barter untuk jual beli.

Faktanya banyak bangsa dapat ditambahkan dalam daftar. Misalnya Brasil, Uruguay, Cili, Spanyol hingga Kosta Rika yang pernah bangkrut 9 kali. Jerman pernah jatuh 8 kali sedangkan Amerika Serikat 5 kali.

Selanjutnya yaitu Tiongkok dan Inggris sebanyak 4 kali. Jepang juga jatuh 2 kali walaupun bangkit dengan baik. Kebanyakan negara yang pernah bangkrut memperbaiki diri meskipun tidak sedikit masih sangat rentan.